Terkesan buku terbarunya, aku lanjut baca buku lainnya yang kutemuin di perpus Nijmegen.
Ceritanya juga tentang kematian, kali ini konsep kematian ala Albom.
Cerita diawali dengan kematian Eddie, tokoh utama yang dalam perjalanan kematiannya bertemu dengan 5 orang, yang di kala hidupnya secara langsung dan tidak langsung berhubungan dengannya.
Menarik, tapi kurang menyentuh seperti For One More Day. Favoritku ketika dia bertemu dengan almarhum istrinya.
Iseng nyomot dari koleksi buku bahasa Inggris di perpus Bemmel yang gak banyak. Tadinya nyari buku pengarang ini yang lokasi ceritanya di Tuscany, Italia, tapi gak ada di Bemmel. Jadi baca ini aja buat uji coba cocok ato gak.
Bukunya tentang perjuangan Harriet yang kehilangan kakak dan kakak iparnya di kecelakaan mobil dan ditinggali 2 keponakan. Dia harus melepaskan karirnya, pindah ke rumah orang tuanya dan tinggal bersama. Ternyata sang kakak meninggalkan rahasia yang bakal terungkap dan hidup Harriet yang kemudian berubah bukan hanya karena 2 keponakan tapi karena hubungannya dengan Will, yang juga ditinggal mati oleh anak pertamanya.
Bukunya bagus, terutama untukku yang hampir gak pernah baca roman. Kayaknya gak mau berhenti nerusin perjalanan tokoh-tokohnya.
Tertarik baca buku ini waktu penulisnya jadi tamu di Oprah. Bukunya tentang perjalanan penulis mencari ketenangan batin setelah perceraiannya. Bukunya dibagi menjadi 3 bagian: eat (perjalanan di Italia), pray (di India) dan love (di Bali).
Bagian eat dan love menurutku yang paling menarik, karena Italia dan Indonesia. Aku kurang tertarik dengan spiritual blablabla, jadi bagian pray gak "masuk" ke minatku.
Inti buku ini, belajar berbicara dengan inner side kita, mencintai diri sendiri dan belajar menyingkirkan hal-hal negatif dari diri sendiri (misalnya : "I'm not good enough for this... or for that).