Nemu buku ini waktu sabtu kemaren ke Deventer. Lewat perpusnya, ada obral buku bekas di ruang bawah tanahnya. Buku ini masih mulus, bukan bekas buku perpus yang biasanya ada label macam-macam. Baca sinopsisnya keren juga, pas nanya harganya cuma 1 euro. Hah, gak salah nih, ya udah ambil aja :))
Kebetulan Yuli baru baca buku Picoult juga (link) dan ngasih penilaian bagus untuk salah satu bukunya.
Tentang Peter Houghton yang dari hari pertama masuk sekolah sudah jadi korban bullying (bahasa Indonesianya apa ya?) teman sekolahnya dan selalu dibela oleh teman masa kecilnya, Josie Cormier. Josie tumbuh jadi salah satu siswa populer di sekolah, sementara Peter terus menjadi korban bullying. Sampai ketika mereka di SMA, Peter mengeluarkan pendaman hatinya dan selama 19 menit menembak seisi sekolah, termasuk Matt Royson, pacar Josie yang selalu jadi pelaku utama pem-bully-annya. Mirip dengan yang terjadi di Columbine, bedanya di buku ini pelakunya masih hidup.
Akhirnya gak disangka-sangka. Gak bisa berhenti bacanya!
Gak bisa lupa keantusiasan abang iparku waktu sharing tentang buku ini. Jadi penasaran pingin bacanya, tapi gak pernah kesampean karena kalah saingan dengan pengarang favoritku. Akhirnya kesampean baca juga, apalagi setelah dipanas-panasin Tonggo. Awalnya takut buku ini terlalu filsafat, maklum Tonggo penggemar buku filsafat. Setelah dikonfirmasi kalo buku ini gak terlalu berat, akhirnya berani pesen buku ini di perpus.
Tentang Piscine/Pi Patel, bocah India satu-satunya penumpang yang selamat dari kapal yang tenggelam ketika dalam perjalanan dari India menuju Kanada bersama keluarganya. Awal ceritanya dari hidupnya di Pondicherry, India bersama keluarganya yang punya kebun binatang dan akhirnya memutuskan menjual kebun binatang dan pindah ke Kanada. Pi terombang-ambing di laut bersama seekor orang utan, hyena, zebra dan Richard Parker, macan Bengal. Buku ini awalnya kocak, dari asal usul nama Pi dan kemudian berubah serius dan mengerikan, apalagi ketika si hyena memakan zebra dan orang utan dan akhirnya berakhir di perut Richard Parker.
Ada selipan spiritual juga di buku ini, tapi yang lebih menarik menurutku tentang interaksi Pi dan Richard Parker. Not really my kind of book, tapi boleh lah buat selingan. Ada teori tentang kebun binatang di buku ini, kalo binatang lebih suka tinggal di kebun binatang daripada di alam bebas karena di bonbin gak ada musuh dan selalu ada makanan. Bener gak ya :))
Labels: literature, patel
Sebenarnya lagi di tengah-tengah baca buku lain (bukan thriller), tapi kok malah pingin baca buku thriller. Gak sengaja nemu buku ini di perpus Elst.
Tentang Holly yang mengobsesikan Nick, tetangganya dari kecil sampe dewasa dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan cinta Nick, dari menipu, membunuh dan menculik anak Nick dan Nina, istrinya. Tegang dari awal sampe akhir!!
Awal-awalnya membosankan, tapi lama-lama bikin penasaran.
Tentang Kay Lansing, yang mengunjungi kembali rumah yang pernah dikerjakan oleh mendiang ayahnya, arsitek landscape. Dia bertemu lagi dengan Peter Carrington, pemilik rumah yang jadi tersangka pembunuhan 2 wanita. Mereka jatuh cinta, menikah dan harus menghadapi kembalinya tuduhan terhadap Carrington dan menjalani proses penyelidikan.
Rencananya gak minjem buku ini, malah tergoda waktu baca sinopsisnya. Mesti membiasakan diri lagi dengan gaya nulis Norman yang mengaitkan banyak tokoh.
Tentang penyelidikan pembunuhan wanita-wanita klien pengacara Robin Allbeury dan detektif swasta Novak, yang menolong wanita yang disiksa suami. Dikaitkan lagi dengan koki terkenal Lizzie Piper, kenalan Allbeury yang berusaha mempertahankan perkawinannya demi anak-anak walaupun suaminya punya kelainan seksual. Akhirnya gak terduga banget...
Dapat buku ini dari bookray Bookcrossing (http://bookcrossing.com). Aku belum pernah liat buku ini, iseng nemu ada yang nawarin bookray atau kirim buku berantai. Ngikut gabung di situ, dapat bukunya kira-kira 2 minggu yang lalu, sebelum liburan.
Ceritanya tentang Michael, cowok muda yang gak sengaja nemu rumah yang dilelang, namanya Gipsy's Acre. Di rumah itu dia ketemu juga dengan cewek yang ternyata jutawan Amrik dan sama-sama mereka nikah dan beli rumah itu. Rumah itu diklaim penuh kutukan orang Gipsi, yang tidak mereka hiraukan. Istri Michael tak lama kemudian ditemukan meninggal. Kutukankah?
Aku yang penggemar Agatha Christie, belum pernah baca tipe bukunya yang seperti ini. Kuakui aku memang terbiasa dengan Poirot dan Miss Marple. Ada sesuatu yang familiar dari gaya nulis Christie, tapi buku yang satu ini bener-bener beda. Bukunya keliatan tua, liat sampulnya, diproduksi tahun 1967!
Buku pertama tokoh terbaru James Patterson, Michael Bennett, detektif kepolisian New York. Baru kehilangan istri karena kanker dan ditinggali 10(!) anak angkat. Kasus pertamanya penyanderaan artis dan tokoh terkenal lewat upacara pemakaman istri mantan Presiden.
Lumayan bagus, agak-agak hiperbol juga jumlah anak angkatnya, kayaknya gak bisa diapal satu-satu namanya.
Terkesan buku terbarunya, aku lanjut baca buku lainnya yang kutemuin di perpus Nijmegen.
Ceritanya juga tentang kematian, kali ini konsep kematian ala Albom.
Cerita diawali dengan kematian Eddie, tokoh utama yang dalam perjalanan kematiannya bertemu dengan 5 orang, yang di kala hidupnya secara langsung dan tidak langsung berhubungan dengannya.
Menarik, tapi kurang menyentuh seperti For One More Day. Favoritku ketika dia bertemu dengan almarhum istrinya.
Iseng nyomot dari koleksi buku bahasa Inggris di perpus Bemmel yang gak banyak. Tadinya nyari buku pengarang ini yang lokasi ceritanya di Tuscany, Italia, tapi gak ada di Bemmel. Jadi baca ini aja buat uji coba cocok ato gak.
Bukunya tentang perjuangan Harriet yang kehilangan kakak dan kakak iparnya di kecelakaan mobil dan ditinggali 2 keponakan. Dia harus melepaskan karirnya, pindah ke rumah orang tuanya dan tinggal bersama. Ternyata sang kakak meninggalkan rahasia yang bakal terungkap dan hidup Harriet yang kemudian berubah bukan hanya karena 2 keponakan tapi karena hubungannya dengan Will, yang juga ditinggal mati oleh anak pertamanya.
Bukunya bagus, terutama untukku yang hampir gak pernah baca roman. Kayaknya gak mau berhenti nerusin perjalanan tokoh-tokohnya.
Tertarik baca buku ini waktu penulisnya jadi tamu di Oprah. Bukunya tentang perjalanan penulis mencari ketenangan batin setelah perceraiannya. Bukunya dibagi menjadi 3 bagian: eat (perjalanan di Italia), pray (di India) dan love (di Bali).
Bagian eat dan love menurutku yang paling menarik, karena Italia dan Indonesia. Aku kurang tertarik dengan spiritual blablabla, jadi bagian pray gak "masuk" ke minatku.
Inti buku ini, belajar berbicara dengan inner side kita, mencintai diri sendiri dan belajar menyingkirkan hal-hal negatif dari diri sendiri (misalnya : "I'm not good enough for this... or for that).
Suka nonton Dr.Phil gak?
Kalo nonton ini aku suka gemes, kesel dan geleng-geleng liat tingkah orang-orang di situ. Ada satu episode beberapa minggu yang lalu yang bikin reaksiku gak seperti di kalimat sebelum ini. Dr. Phil ngundang penulis Mitch Albom tentang bukunya, For One More Day.
Buku ini tentang seorang pria yang "gagal" dalam hidupnya dan mencoba bunuh diri. Dalam usahanya membunuh diri, dia bertemu dengan almarhum ibunya. Buku ini mempengaruhi hidup banyak orang, terutama yang kehilangan orang yang dicintai.
What would you do if you could spend one more day with a lost loved one?
Aku sering mikir, kita lebih menghargai seseorang setelah dia meninggal dan betapa banyak yang belum kita ucapkan ke orang itu dan terlambat.
Kebetulan nemu buku ini di perpus Nijmegen (God bless Dutch (public) library) dan reaksiku ketika baca dan nonton Dr. Phil tentang buku ini sama.
Terharuuuuu....
Denger-denger buku ini dijadiin film TV oleh Oprah.